Monday, May 30, 2011

"Selamanya"


D
iceritakan pada suatu hari, ada 2 (dua) orang kakak beradik yang bernama Edi dan Suporno. Mereka lahir di Tegal, Jawa Tengah pada Bulan yang sama tetapi berbeda tanggalnya. Edi lahir pada tanggal 6 Oktober 1994, sedangkan Suporno lahir tanggal 7 Oktober 1994. Keduanya memiliki hobi yang sama, yaitu bermain alat musik apapun alatnya itu. Ketika keduanya sudah memasuki usia remaja mereka bersekolah di sekolah yang berbeda. Di masa sekolahnya, Edi pintar bergaul dengan teman-temannya. Sedangkan Suporno lebih memilih untuk berdiam diri di kelasnya. Karena jarak Sekolah mereka amatlah jauh dari rumah, maka mereka mencari tempat kost masing-masing.  Nah.... Suatu ketika saat ada pelajaran PAI dan materinya adalah membaca Al-Quran, hanya Edi yang tidak bisa membaca Al-Quran. Karena di usianya yang ke-3 (tiga), dia tidak pernah diajarkan mengaji oleh Orangtuanya karena Orangtuanya telah wafat, sehingga Edi dan Suporno adalan anak yatim piatu. Karena hanya Edi yang tidak bisa mengaji, maka ia ditertawakan oleh teman sekelas. Merasa sakit hati yang mendalam dan kesal yang membara, akhirnya dia berniat untuk bunuh diri. Dia memang mempunyai Iman yang sangat kuat tetapi mau bagaimana lagi..... Setan akan selalu mengganggu umat manusia sampai akhir zaman. Akhirnya, rencananya yang tolol itu pun dilaksanakan. Dan pada saat itu juga, hari itu, detik itu, Edi meninggal dunia 3 (tiga) hari sebelum ulang tahunnya yang ke-15 (lima belas), tepatnya pada tanggal 3 Oktober 2009 di sekolahnya. Mengetahui akan hal itu, Kepala Sekolah di sekolahnya, Pak H. Entis Steven memanggil anak-anak yang sekelas dengan Edi dan menanyakan kebenaran akan hal itu. “Siapa yang menertawakan Edi sampai terjadi hal seperti ini???!!!” tanya Pak Entis tegas. Anak-anak sekelas pun mengangkat tangannya semua. “Hoooo... begitu ya???” jawab beliau lembut namun serius. Lalu ada satu anak yang bertanya “begitu apanya pak??”.... langsung Pak Entis menjawab sambil marah. “Begitu koplak kalian mempermainkan Edi sampai dia bunuh diri segala!!!!! Dasar SINTING kalian!!!!!! Tak tahu malu, kalau sudah begini, mau apa kalian hah??!! Meminta maaf??? Pada Orangtuanya??? Atau pada Edi sendiri???!!! Ooo..... TIDAK BISA!!!!!! Dia maupun kedua Orangtuanya telah tiada!!! Kalau saja kalian tidak menertawakannya sedemikian rupa, hal ini tidak akan terjadi...!! Kalian sadar tidak bahwa melakukan hal yang begini itu dosa yang termasuk dalam pembunuhan yang tidak sengaja... DOSA..... kini tinggal adiknya Edi yang masih tersisa dalam keluarganya. Beruntung dia tidak tahu akan hal ini. Coba kalau dia tahu bahwa Edi telah meninggal. Bagaimana perasaannya??? Dia pasti akan sangat kehilangan dan sedih sekali tentunya. Memang dia tidak tahu akan hal ini, tetapi Allah pasti tahu semuanya. Sudahlah, sekarang kalian harus mengintrospeksi diri kalian masing-masing agar tidak terjadi hal yang seperti ini lagi. Paham?.....” Anak-anak lainnya hanya tunduk menyadari kesalahannya itu sambil menangis menyesali perbuatannya itu. Beberapa hari berlalu....... Suporno tetap bersekolah seperti biasanya dan sama, dia pun tidak bisa mengaji tiba-tiba ia teringat pada Edi dan dia pun pergi ke kost-annya sepulang sekolah. Tetapi, apa yang terjadi??? Dia tidak menemukannya dimana-mana. Lalu dia menanyakan pada resepsionis yang ada di lantai 1 (satu). “Mas, disini ada yang namanya Edi?” tanya Suporno polos. “Oh Edi yang itu??? Mohon maaf ini dengan siapanya?” tanya resepsionis. “ini dengan adiknya Mas”. “Maaf yang sebesar-besarnya ya... Edi sudah tidak ada disini”. Jawab resepsionis itu. “kemana? Pindah?”....... “tidak, dia sudah meninggal seminggu yang lalu. Katanya sih dia bunuh diri gara-gara tidak bisa mengaji dan ditertawakan oleh teman-temannya” jawabnya lagi. “Astagfirullah, Inalillahi wa ina ilaihi rojiun.............” jawab Suporno kaget. Saat itu sekujur tubuhnya bergetar dan sampai-sampai dia pun tidak bisa mengatakan satu patah kata pun. Dia bagaikan patung yang tidak bisa bergerak, diam tampa kata, dan mulai sekarang dia harus bisa bertahan hidup seorang diri. Sejak itu dia tidak pergi ke sekolahnya kurang lebih sekitar 1 (satu) bulan lamanya karena sedih akan hal yang dialaminya itu, dalam hatinya dia berkata “ AKU AKAN BERTAHAN MELAWAN KERASNYA HIDUP INI!!!”. Dan akhirnya dia melakukannya. Teman-teman di kelasnya heran kenapa dia tidak masuk sekolah selama itu. Menyadari akan hal itu, dia tidak mau seperti Edi. Oleh karena itu, dia mencari Guru mengaji untuknya di sebuah Pesantren terdekat. Dan akhirnya dia mendapati Guru mengaji yang bisa mengajarinya Ilmu Al-Quran dan Tasbih yang bernama K.H. Azis Sutisna. Setelah beberapa bulan ia mengaji dengan Beliau, Alhamdulillah, ia akhirnya bisa mengaji dengan lancar. Tanggal 24 Mei 2010, Suporno sudah duduk di bangku SMA kelas X (sepuluh). Dia adalah orang terpandai dikelasnya. Setiap ada ulangan, ia selalu memiliki nilai yang sempurna, tanpa remedial sedikitpun. Dia pun menjadi aktif bergaul dengan teman-temannya setiap hari, setiap saat. Saat ini, Suporno mempunyai teman sejati yang selalu bersamanya setiap waktu, yaitu Udin dan Ujang, yang merupakan teman sekelasnya. kemana-mana mereka selalu saja bersama dalam suka maupun duka. Saat ada temannya yang membutuhkan pertolongan, ia selalu siap membantu kapan saja, dimana saja, dia memang anak yang baik. Guru-guru yang ada di sekolahnya pun menjadikan Suporno anak yang teladan setiap tahunnya. Tak terasa masa SMA telah berakhir, sekarang saatnya bagi Suporno untuk menentukan arah kelanjutan hidupnya. Tentu saja karena hobinya bermain musik, maka ia mengambil kuliah jurusan musik khususnya di bidang drum. Suporno sangat menekuni jurusannya tersebut sampai-sampai dia dipilih menjadi ketua divisi musik di Universitas itu. Ternyata kedua sahabatnya yang juga temannya semasa di SMA, Udin dan Ujang masuk jurusan musik juga tetapi berbeda bidang. Senangnya... Suporno bertemu mereka dengan wajah gembira dan ceria. “apa kabar teman? Sehat?” tanya Suporno. “sehat Alhamdulillah” keduanya menjawab. Seperti biasanya, mereka selalu bersama kalau pergi kemana-mana, bahkan saat latihan musik pun selalu bersama. Dari situlah akhirnya mereka membuat band mereka sendiri. Band itu sangatlah mendapat perhatian dan tanggapan yang positif dari warga sekitar. Setelah lulus S1, Suporno melanjutkan kuliahnya di New York masih bersama kedua sahabatnya. Karena dia sudah pintar bahasa Inggris, jadi ia tidak masalah dengan bahasa sekitar. Bahkan, bukan itu saja, Suporno mendapatkan teman baru dari London yang bernama Matt Sholare. Dia sangat baik kepada siapa saja termasuk kepada Udin dan Ujang. Dan mereka bertiga pun menjadi teman baik. Untuk selamanya......



-TAMAT-

No comments:

Post a Comment